Langsung ke konten utama

Implementasi Sila Pertama Pancasila

       Sila pertama yang berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa" yang dilambangkan dengan lambang
Lambang Sila ke-1 Pancasila
"Bintang". Sila ini menghendaki setiap warga negara untuk menjunjung tinggi agama dan kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa. Setiap warga negara diharapkan mempunyai keyakinan akan Tuhan yang menciptakan manusia dan dunia serta isinya. Keyakinan akan Tuhan tersebut diwujudkan dengan memeluk agama serta kepercayaan kepada Tuhan yang Maha Esa.
 
Dalam sila pertama ini memiliki makna-makna sebagai berikut, diantaranya :
  1. Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
  2. Hormat dan menghormati serta bekerjasama antara pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda.
  3. Membina kerukunan hidup diantara sesama umat beragama.
  4. Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaannya kepada orang lain.
  5. Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agamanya.   
 Dari makna-makna diatas, ada berbagai implementasi atau penerapan secara nyata tentang sila pertama ini. Diantaranya ialah :
1.  Di sekolah misalnya, pasti setiap siswa diwajibkan belajar pelajaran agama sesuai dengan kepercayaan mereka masing-masing untuk memperdalam pemahaman mereka tentang agama yang ditekuni, sehingga menguatkan iman dan pikiran mereka. Dan di sekolah juga saling menghormati satu dengan yang lain contohnya ketika jam 12 siang, biasanya siswa-siswa yang beragama islam menjalankan ibadah sholat Dzuhur dan biasanya siswa-siswa yang beragama selain islam tidak akan mengganggu teman-teman agama islam yang sedang beribadah, begitu juga sebaliknya. Dan di sekolah, pasti jam-jam pelajaran tidak akan mengganggu jadwal kegiatan ibadah bagi yang menjalankan ibadah.
2. Di dalam kehidupan sehari-hari, di tiap agama mengajarkan untuk menjaga bumi dan segala isinya. sehingga haruslah tiap orang di dunia ini menjaga bumi dan segala agar menjalankan perintah-NYA. Dan di tiap agama juga diajarkan untuk saling bertoleransi antara umat beragama, contohnya seperti saat adanya bulan Ramadhan, umat-umat yang selain agama islam berkunjung untuk menyapa satu sama lain baik teman maupun keluarga yang merayakan. Begitu juga sebaliknya, ketika hari raya Natal, biasanya umat yang beragama selain Kristen dan Katolik berkunjung ke tempat kerabat ataupun keluarga.

      Dari penerapan-penerapan diatas, masih saja ada masalah-masalah yang dihadapai Indonesia dan hal itu sangat berpengaruh untuk memecah belah keutuhan bangsa dan negara. Contohnya saja, di zaman sekarang masih adanya diskriminasi agama dan memaksa kehendak umat beragama lain. Tetapi, sebagaimana tertuang dalam  Pasal 29 UUD 1945 ayat (2) yang berbunyi: “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu.” Hal ini sejalan dengan perlindungan HAM dalam kebebasan memeluk agama sesuai dengan kepercayaannya masing-masing sebagaimana tertuang dalam Pasal 28E ayat (1). Sehingga sebagai warga negara sudah sewajarnya harus saling menghormati antar hak dan kewajiban setiap orang demi menjaga keutuhan negara dan menjunjung tinggi sikap saling toleransi antar umat beragama. Lagipula, hal ini menjadi ciri khas negara Indonesia yang memiliki berbagai macam suku, ras, budaya dan agama yang selalu tetap bersatu. Dan hal ini haruslah kita pertahankan.
     
      Oleh sebab itu, sebagai generasi penerus bangsa hendaklah kita menghargai satu sama lain. Tebarkanlah rasa cinta kepada satu sama lain, janganlah tebarkan rasa benci kepada yang lain. Karena, masa depan Indonesia ada di tangan kita semua, dan kitalah yang memutuskan.







                                                            Terimakasih atas perhatiannya
                                                     Jagalah Indonesia ini karena Indonesia
                                                            Bergantung pada Kita karena
                                                                Kitalah masa depan Indonesia.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Implementasi Sila ke-2 Pancasila Dalam Kehidupan

    Hai semua, pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang sila ke-2 dalam Pancasila. Sila ke-2 ini berbunyi "Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab" yang dilambangkan dengan simbol "Rantai Emas". Lambang sila ke-2 dalam Pancasila Sila ke-2 Pancasila ini mengandung makna warga Negara Indonesia mengakui adanya manusia yang bermartabat (bermartabat adalah manusia yang memiliki kedudukan, dan derajat yang lebih tiinggi dan harus dipertahankan dengan kehidupan yang layak), memperlakukan manusia secara adil dan beradab di mana manusia memiliki daya cipta, rasa, karsa, niat dan keinginan sehingga jelas adanya perbedaan antara manusia dan hewan.   Jadi, sila kedua ini menghendaki warga Negara untuk menghormati kedudukan setiap manusia dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing, setiap manusia berhak mempunyai kehidupan yang layak dan bertindak jujur serta menggunakan norma sopan santun dalam pergaulan sesama manusia. Butir-butir sila ke-dua adalah s

PERSATUAN INDONESIA (PART 2)

Pada kesempatan kali ini saya akan memberikan hasil wawancara dari para petinggi agama, yaitu agama Hindu, agama Budha, dan agama Konghucu. Hasilnya sebagai berikut : Budha Tempat Ibadah Tri harma Grajen Pak Salipo A. Sudah Bersatu, hanya karena manusianya yang ingin memecah dan terlalu gampang diprofokasi B. Lebih menghargai perbedaan itu sendiri, karena dengan menghargai kita bisa menjaga kebersamaan C.Jangan mudah terprofokasi, dan lebih membaur dengan umat tanpa membedak-bedakan HINDU Tempat Ibadah = Pura Amerta Sari       Jawab = 1.       Mungkin, karena dari dulu Negara Indonesia memang diajarkan untuk bersatu dan tidak membeda-bedakan setiap perbedaan apapun. Hal itu juga ditekankan pada semboyan kita, yaitu “Bhinneka Tunggal Ika” yang mengajarkan kita untuk saling bersatu meskipun adanya perbedaan-perbedaan. 2.       Sebaiknya harus selalu dilakukan toleransi antara satu dengan yang lain agar membangun sebuah kesatuan yang kokoh dengan cara menghormat