Langsung ke konten utama

PERSATUAN INDONESIA (PART 2)

Pada kesempatan kali ini saya akan memberikan hasil wawancara dari para petinggi agama, yaitu agama Hindu, agama Budha, dan agama Konghucu. Hasilnya sebagai berikut :



Budha
Tempat Ibadah Tri harma Grajen
Pak Salipo
A. Sudah Bersatu, hanya karena manusianya yang ingin memecah dan terlalu gampang diprofokasi
B. Lebih menghargai perbedaan itu sendiri, karena dengan menghargai kita bisa menjaga kebersamaan
C.Jangan mudah terprofokasi, dan lebih membaur dengan umat tanpa membedak-bedakan
HINDU
Tempat Ibadah = Pura Amerta Sari
      Jawab =
1.      Mungkin, karena dari dulu Negara Indonesia memang diajarkan untuk bersatu dan tidak membeda-bedakan setiap perbedaan apapun. Hal itu juga ditekankan pada semboyan kita, yaitu “Bhinneka Tunggal Ika” yang mengajarkan kita untuk saling bersatu meskipun adanya perbedaan-perbedaan.
2.      Sebaiknya harus selalu dilakukan toleransi antara satu dengan yang lain agar membangun sebuah kesatuan yang kokoh dengan cara menghormati satu dengan yang lain serta salig membantu sesama tanpa membeda-bedakan sehingga tercipta kesatuan yang kokoh dan erat sehingga menjadikan Indonesia menjadi rukun dan tentram.
3.      Yang sebaiknya dilakukan oleh generasi muda ialah harus bisa menghargai perbedaan yang ada di muka bumi ini. Karena Dewa menciptakan bumi untuk kedamaian bukan permusuhan, banyak cara yang dapat kita lakukan untuk menjaga kerukunan dalam perbedaan, salah satu caranya ialah dengan sikap toleransi antar umat beragama.

KONGHUCU

Tempat: Klenteng Kebun Jeruk
1. Kita sedari dulu sudah bersatu dengan perjuangan melawan penjajah hingga negara kita bisa merdeka seperti sekarang, namun sekarang ini kita sedang dilanda perpecahan yang di sebabkan beberapa oknum, namun pasti Indonesia dapat bersatu kembali.
2. Pemerintah harus secara tegas melawan oknum-oknum yang merusak persatuan bangsa dan menindaklanjutinya, jangan ada kata takut atau ragu oleh pemerintah untuk menindak lanjutinya. Untuk masyarakat janganlah mudah terpengaruh oleh profokasi yang tidak baik tetaplah berpegang teguh pada Pancasila.
3. Generasi muda harus bisa saling menghargai karena walaupun berbeda ras, agama, dan suku kita tetap satu bangsa.
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Implementasi Sila ke-2 Pancasila Dalam Kehidupan

    Hai semua, pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang sila ke-2 dalam Pancasila. Sila ke-2 ini berbunyi "Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab" yang dilambangkan dengan simbol "Rantai Emas". Lambang sila ke-2 dalam Pancasila Sila ke-2 Pancasila ini mengandung makna warga Negara Indonesia mengakui adanya manusia yang bermartabat (bermartabat adalah manusia yang memiliki kedudukan, dan derajat yang lebih tiinggi dan harus dipertahankan dengan kehidupan yang layak), memperlakukan manusia secara adil dan beradab di mana manusia memiliki daya cipta, rasa, karsa, niat dan keinginan sehingga jelas adanya perbedaan antara manusia dan hewan.   Jadi, sila kedua ini menghendaki warga Negara untuk menghormati kedudukan setiap manusia dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing, setiap manusia berhak mempunyai kehidupan yang layak dan bertindak jujur serta menggunakan norma sopan santun dalam pergaulan sesama manusia. Butir-butir sila ke-dua adalah s

Implementasi Sila Pertama Pancasila

       Sila pertama yang berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa" yang dilambangkan dengan lambang Lambang Sila ke-1 Pancasila "Bintang". Sila ini menghendaki setiap warga negara untuk menjunjung tinggi agama dan kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa. Setiap warga negara diharapkan mempunyai keyakinan akan Tuhan yang menciptakan manusia dan dunia serta isinya. Keyakinan akan Tuhan tersebut diwujudkan dengan memeluk agama serta kepercayaan kepada Tuhan yang Maha Esa.   Dalam sila pertama ini memiliki makna-makna sebagai berikut, diantaranya : Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing. Hormat dan menghormati serta bekerjasama antara pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda. Membina kerukunan hidup diantara sesama umat beragama. Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaannya kepada orang lain. Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agamanya.     D