Langsung ke konten utama

PERSATUAN INDONESIA (Part 1)

       Pada entri kali ini, saya akan membahas tentang sila ke tiga dalam Pancasila yaitu "Persatuan Indonesia" dimana disini saya telah melakukan interview yang membahas sebuah pertanyaan dan opini-opini petinggi agama mengenai pertanyaan-pertanyaan yang saya tanyakan. Berikut ini pertanyaan-pertanyaannya :
   1.       Apakah mungkin NKRI bersatu meski penduduknya berbeda keyakinan?
   2.       Apa yang sebaiknya dilakukan pemerintah dan masyarakat biasa untuk menciptakan kerukunan di  antara umat yang berbeda?
   3.       Apa yang sebaiknya dilakukan oleh generasi muda untuk menjaga kerukunan dalam perbedaan?
  
       Dari pertanyaan tersebut saya mendapatkan 3 jawaban dari petinggi agama Islam, Kristen Protestan, dan Kristen Katolik. Berikut jawaban-jawaban dari para petinggi agama tersebut :
      
       a. Menurut agama Islam

      
      Nama Tempat Ibadah = Musholla Al-Fattah
      Narasumber                 = Ustad Arif Safi’i 

    

    1. Indonesia itu dilahirkan dalam komunitas bermacam-macam agama, dan agama itu sendiri memberikan pemahaman yang berbeda-beda maka jelas Indonesia bisa bersatu dengan sebuah keyakinan, sebab Indonesia itu keyakinan hasil dari kebudayaan, karena kebudayaan sumbernya dari sebuah keyakinan. Sebelum Islam datang ke Indonesia, pertama-tama yang datang ke Indonesia ialah Hindu dan Buddha berjalan seiring dengan Khonghucu. Keempat Islam datang, lalu kelima datanglah Nasrani ke Indonesia yang di bawa oleh VOC. Pada hakekatnya, keyakinan justru menguatkan kesatuan, dalam Al-Quran Tuhan berfirman, dalam surat Al-Imran ayat 112 yang isinya berisi orang yang berkeyakinan tanpa ber-NKRI Tuhan akan murka. Jadi, Keyakinan memperkokoh sebuah kesatuan sebab, NKRI merupakan falsafah manusia. Jangankan kita yang berkeyakinan, Atheis pun memiliki rasa kesatuan apalagi kita mempunyai keyakinan. Jadi, NKRI berasal dari sebuah agama sehingga kita tidak bisa mengukur sebuah agama itu baik atau tidak. Sebenarnya yang salah itu, adalah pola perilaku manusia. Sehingga NKRI bisa bersatu jika tiap warga negara harus memahami sebuah persaudaraan.
   2.  Dalam hidup kita punya aturan, semua aturan itu kalau kita menghargai dan menghormati satu sama lain baik dalam ranah agama, maupun dalam politik sebuah kerukuran akan tercipta         . Kita ambil saja fenomena yang ada sekarang ini, semua belahan dunia memiliki gejolak politik  yang berawal dari sebuah pemikiran. Untuk menciptakan kerukunan harus mencakup 4, yaitu pemerintah, pemimpin agama, orang kaya dan dermawan, masyarakat itu sendiri sehingga akan tercipta sebuah kerukunan.
    3. Generasi muda adalah generasi masa depan, generasi muda adalah tongkat estafet dari generasi yang sudah tua. Maka, untuk memberikan modal generasi muda dalam menghadapi kerukunan, harus membutuhkan 5 kecerdasan, dimana harus ada kecerdasan intelektual dimana harus banyak berfikir positif, kedua adalah kecerdasan emosional dimana harus mengontrol kejiwaan jangan sampai terpengaruh hal negatif, ketiga adalah kecerdasan spiritual dimana generasi muda harus menekuni kitab-kitab agama yang dianut dan harus sering ke tempat ibadah, Keempat adalah kecerdasan sosial dimana pemuda harus banyak bergaul dimana semakin banyak bergaul kita akan memahami perbedaan seseorang dan kita akan lebih mengenal seseorang, dan kelima ini adalah kecerdasan tantangan hidup dimana generasi muda harus mengelola akal dan pengetahuan kita dan harus diimplementasikan ke kehidupan sehari-hari. Sehingga kelima kecerdasan ini haruslah di kuasai oleh generasi muda demi menjaga kerukunan untuk menguatkan NKRI.
       
      b. Menurut agama Kristen Katolik
   

     Nama Tempat Ibadah  = Gereja Atmodirono

     Narasumber                 = Romo Petrus Santoso
  



     1. Bisa ya bisa tidak jadi tergantung dari diri pribadi masing" mempunyai niat untuk bersatu atau   tidak.
    2. Pemrintah harus bisa tegas, Romo memberi contoh: sebenarnya di jaman Presiden Soeharto itu baik, ada yang melanggar langsung di sikat, ada yang macam-macam langsung  dihabisi, namun itu mematikan jatidiri rakyat.
      Saran: Ya pemerintah harus bisa tegas, memperangi organisasi" yang melenceng langsung ditindaklanjuti, namun jangan sampai mematikan jatidiri rakyat.
    3. Harus ada persatuan lintas etnis, agama, segalanya agar bisa semakin mempererat perbedaan yang ada uni tidak membeda-bedakan, saling menghargai,
      Romo memberi contoh: seperti di Temanggung ada gereja yang di bom, lalu semua masyarakat termasuk yang berbeda agama dari agama konghucu,islam,hindu, itu saling membantu membangun gereja itu lagi, sehingga ada orang berjilbab masuk ke gereja itu adalah hal biasa, hingga pada suatu saat Romo Petrus pernah  di ajak selfie oleh orang muslim yang berjilbab dan hal itu tidak menimbulkan masalah dan masyarakat sekitar pun tidak ada yang mempeributkan hal tersebut.

 c. Menurut agama Kristen Protestan 
      Nama Tempat Ibadah = GKI TU Cabang Srondol
      Narasumber                = Pendeta Eliezer Budiono

   


    1.  Mungkin saja, karena hingga sekarang pun Indonesia masih menjadi 1 kesatuan yaitu NKRI. NKRI dibentuk oleh founding father dari pergumulan yag dulu, dan hingga sekarang masih menjadi 1 NKRI
    2. Pemerintah : menjaikan dasar negara kita pnacasila satu-satunya acuan dalam dinamika pemerintahan, harus mengupayakan kebhinekaan ini tidak menjadi diskriminasi bagi minoritas
     Masyarakat : menghargai keyakinan yang dipilih oleh masig-masing orang, lebih toleransi
    3. Menggali sunguh” peranan pancasila, lebih kritis dan tidak mudah terpengaruh gerakan radikal dan hoax dari internet.


    Dan berikut ini adalah foto-foto bersama narasumber :
Foto Pendeta Eliezer Budiono

Foto bersama Romo Petrus Santoso
Foto bersama Ustad Arif Safi'i







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Implementasi Sila ke-2 Pancasila Dalam Kehidupan

    Hai semua, pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang sila ke-2 dalam Pancasila. Sila ke-2 ini berbunyi "Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab" yang dilambangkan dengan simbol "Rantai Emas". Lambang sila ke-2 dalam Pancasila Sila ke-2 Pancasila ini mengandung makna warga Negara Indonesia mengakui adanya manusia yang bermartabat (bermartabat adalah manusia yang memiliki kedudukan, dan derajat yang lebih tiinggi dan harus dipertahankan dengan kehidupan yang layak), memperlakukan manusia secara adil dan beradab di mana manusia memiliki daya cipta, rasa, karsa, niat dan keinginan sehingga jelas adanya perbedaan antara manusia dan hewan.   Jadi, sila kedua ini menghendaki warga Negara untuk menghormati kedudukan setiap manusia dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing, setiap manusia berhak mempunyai kehidupan yang layak dan bertindak jujur serta menggunakan norma sopan santun dalam pergaulan sesama manusia. Butir-butir sila ke-dua adalah s

Implementasi Sila Pertama Pancasila

       Sila pertama yang berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa" yang dilambangkan dengan lambang Lambang Sila ke-1 Pancasila "Bintang". Sila ini menghendaki setiap warga negara untuk menjunjung tinggi agama dan kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa. Setiap warga negara diharapkan mempunyai keyakinan akan Tuhan yang menciptakan manusia dan dunia serta isinya. Keyakinan akan Tuhan tersebut diwujudkan dengan memeluk agama serta kepercayaan kepada Tuhan yang Maha Esa.   Dalam sila pertama ini memiliki makna-makna sebagai berikut, diantaranya : Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing. Hormat dan menghormati serta bekerjasama antara pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda. Membina kerukunan hidup diantara sesama umat beragama. Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaannya kepada orang lain. Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agamanya.     D

PERSATUAN INDONESIA (PART 2)

Pada kesempatan kali ini saya akan memberikan hasil wawancara dari para petinggi agama, yaitu agama Hindu, agama Budha, dan agama Konghucu. Hasilnya sebagai berikut : Budha Tempat Ibadah Tri harma Grajen Pak Salipo A. Sudah Bersatu, hanya karena manusianya yang ingin memecah dan terlalu gampang diprofokasi B. Lebih menghargai perbedaan itu sendiri, karena dengan menghargai kita bisa menjaga kebersamaan C.Jangan mudah terprofokasi, dan lebih membaur dengan umat tanpa membedak-bedakan HINDU Tempat Ibadah = Pura Amerta Sari       Jawab = 1.       Mungkin, karena dari dulu Negara Indonesia memang diajarkan untuk bersatu dan tidak membeda-bedakan setiap perbedaan apapun. Hal itu juga ditekankan pada semboyan kita, yaitu “Bhinneka Tunggal Ika” yang mengajarkan kita untuk saling bersatu meskipun adanya perbedaan-perbedaan. 2.       Sebaiknya harus selalu dilakukan toleransi antara satu dengan yang lain agar membangun sebuah kesatuan yang kokoh dengan cara menghormat